feedburner
Enter your email address:

Delivered by FeedBurner

feedburner count

Pembatik Madiun Berjuang Tuntaskan "Tugas Negara" - news.okezone.com

Label:


Pengrajin Batik (Foto: daylife)

MADIUN - Siang-malam Siti Komariah (59), berusaha menyelesaikan pembuatan batik tulis di ruangan sederhana di rumahnya. Dengan penuh kesabaran dan ketelatenan, dia torehkan tinta di canting pada selembar kain sutera.

Batik tulis yang dia kerjakan ini sungguh istimewa. Motifnya disebut Retno Kumolo, yakni paduan gambar keris dengan gambar bunga. Kalau sudah selesai, selembar batik tulis ini selanjutnya akan dijadikan sepasang baju yang khusus diberikan kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Ani Yudhoyono saat membuka Musyawarah Nasional (Munas) Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (Apkasi) di Madiun pada 18-19 Januari mendatang.

Saat ini, Siti Komariah yang merupakan satu-satunya perajin batik tulis yang tinggal di Kelurahan Pandean, Kecamatan Taman, Kota Madiun, ini seolah berburu dengan waktu. Dia harus menyelesaikan pembuatan batik tulis bagi Presiden dalam waktu yang sangat mepet. Dia tinggal punya waktu lima hari lagi.

Ibu delapan anak ini mendapatkan pesanan dari Wali Kota Madiun, Bambang Irianto.

"Waktu yang tersedia memang mepet. Tapi, saya terus berusaha menyelesaikan batik tulis ini. Paling tidak, sehari sebelum kunjungan Pak SBY ke sini, batik ini harus sudah selesai," ujarnya.

Tempat yang digunakan Siti Komariah mengerjakan batik tulis ini sangat sederhana. Ruangannya terletak di tengah di antara ruang tamu dan ruang dapur. Kain katun dan kain sutera yang masih berupa lembaran tampak berserakan di atas kursi di ruang tengah itu. Sedangkan, beberapa baju batik yang sudah jadi terlihat dipajang di tempat khusus dekat lemari.

Peralatan yang digunakan membuat batik tulis ini juga sangat sederhana. Sebuah tungku kecil digunakan untuk menaruh tinta. Tungku itu diletakkan di atas perapian. Dengan telaten dan hati hati, canting dicelupkan ke tungku yang berisi tinta itu. Lalu, dengan canting itu pula Siti menorehkan desain gambar yang ada di kain halus berwarna putih itu.

Siti bisa menghabiskan waktu selama berjam-jam untuk membuat satu motif batik tulis.

Prosesnya tidak hanya berhenti di situ. Setelah proses menggambar batik itu selesai selanjutnya kain itu direndam untuk pewarnaan. Proses pewarnaan ini membutuhkan waktu sekira tiga jam. Setelah selesai, kain itu kemudian direbus di dalam sebuah wadah hingga beberapa saat. Baru setelah itu, kain diangkat dan dikeringkan di tempat yang teduh.

Proses dari mulai menggambar motif batik tulis hingga menjemur kain yang sudah selesai dibatik itu, dilakukan Siti sendirian. Terkadang, dia dibantu oleh anaknya. Hanya saja, keterampilan membuat batik tulis ini ternyata juga tidak mudah diturunkan kepada anak-anaknya.

"Butuh ketelatenan dan kesabaran yang tinggi untuk membuat batik tulis seperti ini," katanya.

Siti mengatakan, meskipun pembuatan batik tulis motif Retno Kumolo khusus untuk Presiden SBY dan Ani Yudhoyono itu dikejar waktu, namun dia merasa hal itu sebagai bagian dari pengabdian dirinya kepada pemimpin negeri ini.

Dia mengaku sangat bangga jika dapat mempersembahkan hasil karya terbaiknya untuk Presiden. "Saya tidak menilainya dengan uang. Namun, bagi saya, persembahan hasil karya saya ini ikhlas karena ingin memberikan yang terbaik untuk Presiden," ungkap suami dari Suratno (65), pensiunan Guru Agama Madrasah Aliyah di Kota Madiun ini.

Biasanya, untuk sepotong kain sutera yang telah tertoreh batik tulis ini dia jual seharga Rp350.000 hingga Rp500.000. Namun, jika sudah menjadi baju biasanya harganya bisa mencapai Rp700.000-Rp800.000.

Siti Komariah sendiri mulai menekuni usaha batik tulis ini di Kota Madiun sejak 2002 lalu. Namun, sejak kecil dia sudah menggeluti kerajinan batik tulis ini ketika berada di kampung kelahirannya, di daerah Walikukun, Ngawi. Daerah tempat tinggal Siti saat kecil dikenal sebagai daerah sentra kerajinan batik yang sudah cukup terkenal.

Namun, berbeda dengan di Kota Madiun. Di kota pecel ini, Siti adalah satu-satunya perajin batik yang ada. Meski sudah menekuni usaha kerajinan batik ini sejak 2002 lalu, namun hingga kini belum ada satu pun warga sekitar yang tertarik untuk belajar dan mengikuti usaha kerajinan ini.

Menurut warga sekitar, selain membutuhkan keterampilan, ketelatenan, dan kesabaran tinggi, dari sisi ekonomi usaha kerajinan batik ini menurut mereka kurang menguntungkan.

Sejauh ini, kata Siti, yang tertarik belajar kerajinan batik ini justru adalah anak anak sekolah yang ada di Kota Madiun. Terkadang, sebulan sekali pelajar SMP dan SMA di Kota Madiun itu datang mengunjungi tempat usaha kerajinan batik ini untuk belajar dan melihat langsung proses pembuatan batik tulis.

Sejauh ini, produk kerajinan batik tulis yang dibuat oleh Siti banyak dipesan oleh kalangan pemerintah daerah. Misalnya, Pemerintah Kabupaten Madiun memesan batik tulis motif Maju Kresno yang merupakan batik tulis khas Kabupaten Madiun. Sedangkan, pihak Pemerintah Kota Madiun memesan batik tulis Retno Kumolo untuk seragam para pegawai.

Selain banyak dipesan oleh pemesan lokal, batik tulis Siti Komariah sejauh ini juga dipesan oleh pemesan dari luar daerah seperti Surabaya dan Tangerang.

Sementara itu ditempat terpisah, Wakil Bupati Madiun Iswanto telah mendapat kiriman faksmile dari Sekretariat Negara yang ditujukan kepada Bupati Madiun Muhtarom.

Orang nomor satu di Kabupaten Madiun itu diminta datang ke Jakarta untuk menyiapkan pelaksanaaan Munas Apkasi yang rencananya diselenggarakan di Madiun pada 18-19 Januari 2010. Semula, Munas Apkasi ini akan berlangsung di Pacitan. Namun, karena berbagai kendala akhirnya Munas Apkasi yang dihadiri Presiden SBY ini bakal dilaksanakan di Kabupaten Madiun.

(Muhammad Roqib/Koran SI/lam)

Pembatik Madiun Berjuang Tuntaskan "Tugas Negara" - news.okezone.com








Komentar :

ada 0 komentar ke “Pembatik Madiun Berjuang Tuntaskan "Tugas Negara" - news.okezone.com”

Posting Komentar